Berawal Perbedaan Fisik, Akhirnya Semua Terungkap  Begini Kisah Haru Itu

Ilustrasi bayi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Diego Cerro Jimenez

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Seorang pria di New York, Andy Perkins, mengisahkan dirinya pernah tertukar dengan bayi dari keluarga lain ketika baru lahir. Bertahun-tahun ia hidup dengan sebuah keluarga sembari bertanya-tanya, mengapa bentuk fisiknya berbeda sendiri dari anggota keluarga lainnya?

Perkins memiliki mata biru dan rambut terang, sementara orang tua dan saudara kandungnya semuanya memiliki kulit yang lebih gelap dan lebih tinggi. Perkins bersifat ramah, sementara saudaranya lebih pendiam.

    "Saya selalu terlihat berbeda dari anggota keluarga saya yang lain," kata Perkins, 73, yang sekarang tinggal di Grand Prairie, Texas, dikutip dari New York Post, Sabtu (11/3/2023). "Itu menyebabkan masalah bagi saya selama bertahun-tahun."

      Perkins sempat didiagnosis ADHD parah. Saat itu ia percaya, dirinya adalah anak adopsi. Pemikirannya dianggap sebagai pemberontakan belaka. Namun secara keseluruhan, ia menghabiskan masa kecilnya dengan penuh bahagia bersama keluarga yang rupanya bukan keluarga kandungnya.

   Pada 2015, putrinya, Candi Perkins Summers yang kini berusia 47 tahun, mulai menyelidiki sejarah keluarganya. Pada 2017, dia memberikan tes DNA kepada kedua orang tuanya menggunakan Ancestry.com dan menyadari bahwa ayahnya tidak memiliki hubungan biologis dengan salah satu kerabatnya.

    Ia justru menemukan bahwa ayahnya terkait dengan banyak orang dengan nama belakang Robinson, berlokasi Rochester dan Warsawa yakni empat Perkins lahir.

 

"Saya melihat daftar DNA yang cocok dengan ayah saya dan saya tidak mengenali satu pun nama belakang," beber Summers seperti dilansir detik.com.

   Berlanjut pada tahun, Summers menemukan kliping koran yang diarsipkan, dengan pengumuman kelahiran ayahnya. Tepat di bawah pengumuman tersebut, Summers menemukan referensi ke seorang anak laki-laki bernama Philip, dikatakan lahir dari Harold S. dan Pauline McElwain Robinson pada 12 September di Warsawa. Tanggal tersebut merupakan sehari sebelum ayahnya diduga lahir di rumah sakit kecil yang sama.

    "Saya menyadari orang tua yang membesarkannya bukanlah orang tua kandungnya," ungkap Summers.

   Saat itulah dia menyampaikan kabar tersebut kepada ayahnya, bahwa ada kemungkinan besar tertukar saat lahir.

  Setelah diusut, barulah ditemukan bahwa ibu kandung Perkins, Pauline McElwain Robinson, adalah penduduk lama Warsawa yang bekerja sebagai teknisi laboratorium di Rumah Sakit Komunitas Wilayah Wyoming dan meninggal pada 2015 di usia 90 tahun.

   Pada Juli 2020, Perkins akhirnya bisa terhubung dengan keempat saudara kandungnya yakni Brian (68), Sally (69), Lisa (58), dan Doug yang kini telah meninggal dunia.

   "Saya disambut dengan tangan terbuka. Sangat menyenangkan untuk duduk-duduk dan melihat betapa miripnya kita tumbuh di dua dunia yang berbeda," ungkap Perkins.

    "Saya merasa seperti menemukan siapa saya. Saya menjadi lebih dekat dengan keluarga Perkins saya dan keluarga Robinson saya. Banyak orang tidak punya keluarga. Saya memiliki dua keluarga yang luar biasa dan penuh kasih," pungkasnya.

 

Fakta Mengejutkan 

    Tak berbeda dengan kisah diatas, Magdalena Cruz tumbuh dengan banyak teka-teki dan misteri. Sepanjang hidupnya, ia mencari tahu di mana ayah kandungnya dan asal usul keluarganya.

    Cruz lahir pada tahun 1986 dari seorang ibu yang tidak bisa merawatnya bahkan tak bisa mengurus dirinya sendiri. Selama satu dekade, ibunya pernah menjadi penghuni fasilitas untuk penyandang disabilitas parah di Rochester, New York.

    Saat ia lahir, ibunya berusia 30 tahun tetapi memiliki mental seperti anak berusia 2 tahun, mengenakan popok dan membutuhkan perawatan terus-menerus. Dia tidak bisa menyetujui seks, jadi ketika dia diketahui hamil, jelas dia telah diperkosa.

  Administrator fasilitas memberi tahu keluarga wanita itu bahwa penghuni lain kemungkinan besar bertanggung jawab dan mengatakan mereka akan mengajukan laporan polisi dan melakukan penyelidikan internal.

   Hampir empat dekade kemudian, Cruz mengatakan dia telah memecahkan sendiri misteri identitas ayahnya, sebagian dengan menggunakan tes DNA.

    "Fakta seputar kelahirannya jauh lebih mengejutkan dan aneh daripada yang disadari keluarganya," tulis pengacaranya dalam gugatan, yang diajukan terhadap Kantor Penyandang Disabilitas dikutip dari APNews, Minggu (12/3/2023).

Kisah awal pencarian ayah

     Pencarian Cruz akan kisah kelahirannya dimulai sekitar empat tahun lalu. Pengacaranya mengatakan dia mulai dengan meminta catatan dari pemerintah kota dan negara bagian tentang perawatan ibunya.

    Cruz menerima catatan dari waktu ibunya di Monroe Developmental Center, yang mengungkapkan serangkaian cedera sebelum dan selama kehamilan. Gugatan tersebut menuliskan ada bekas gigitan di payudaranya, memar berbentuk salib di tulang belikatnya, luka sepanjang 23 sentimeter dan abrasi di punggung ibunya.

   "Suka pria kulit berwarna, strip, terkadang berteriak, melompat, makan sangat cepat," tulis seorang pengasuh tentang kondisi ibunya, pria yang diyakini Cruz sebagai ayahnya seperti dilansir detik.com.

   Marah dengan apa yang ditunjukkan catatan tersebut, Cruz melakukan pengujian genetik melalui layanan ancestry.com dan dicocokkan dengan kerabat biologis dari pihak ayahnya di Virginia.

   Dia kemudian melihat foto-foto keluarga secara dan salah satunya menunjukkan seorang gadis yang matanya mirip dengan miliknya. Dia mengidentifikasi ayah gadis itu dan menemukan melalui pencarian online bahwa dia pernah tinggal di Rochester, tidak jauh dari Monroe Developmental Center, pada saat kelahirannya.

    Pada tahun 2019, dia membawa temuannya ke polisi, yang mengonfirmasi bahwa pria tersebut telah bekerja di fasilitas tersebut tetapi mengatakan terlalu banyak waktu telah berlalu untuk mengajukan tuntutan.

   Ibu Cruz, IC, tinggal di fasilitas yang berbeda saat ini. Dia bahkan tidak bisa mengajukan tuntutan tentang dugaan pemerkosaan yang dialaminya.

    "Dia bahkan tidak bisa berbicara untuk mengatakan apa yang terjadi padanya, dan jika bukan karena kehamilannya, kita tidak akan pernah tahu," kata salah satu pengacaranya, Susan Crumiller.

   "Dan bahkan jika bukan karena penyelidikan putrinya, kita tetap tidak akan pernah tahu tentang penyembunyian ini," sambungnya.

   Setelah kehamilan ibunya, catatan menunjukkan administrator fasilitas menyarankan kontrasepsi untuk IC.

    Pria yang diidentifikasi Cruz sebagai ayahnya tidak disebutkan sebagai terdakwa dalam gugatan tersebut. Dia tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar. Daftar telepon atas namanya diputus.

 

    "Kita mungkin tidak akan pernah tahu berapa banyak pasien lain yang diperkosa di fasilitas ini, berapa kali klien kita diperkosa, berapa banyak pemerkosa lainnya itu karena fasilitas tersebut menutupi pelecehan," pungkas Crumiller.